Rabu, 25 Juni 2014



Kelompok 6 KKN-T POSDAYA Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang beranggotakan 10 orang mahasiswa dari beberapa Program Studi yang ada di UMSIDA  terbentuk tanggal 7 Juni  2014 bertepatan dengan hari pertama Pembekalan Mahasiswa Peserta KKN-T POSDAYA UMSIDA 2014. Hadir dari kepolosan dan ketidaktahuan satu sama lain, tak saling mengenal, dan beragam karakteristik mahasiswa dengan pola pikir dan idealismenya. Akan tetapi dihari itu pula terbentuk satu visi yang sama, yakni menjadikan kegiatan Kuliah Kerja Nyata kali ini lebih bisa bermakna, beresensi, dan nantinya mampu sebagai PENCERAHAN dilokasi kita melaksanakan KKN. 

Tema yang kami ambil mengenai "KEAMANAN PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH" yang implementasi programnya akan kami laksanakan di SEKOLAH DASAR ISLAM SABILIL FALAH yang beralamatkan di Desa Keboan Agung Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo.

Mengentaskan permasalahan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah dengan harapan adanya sinergisasi antara pihak sekolah, masyarakat, lembaga perguruan tinggi dan pemerintah dalam upaya peningkatan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah di SD Islam Sabilil Falah  Desa Kebonagung Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Dan kami kelompok 6 siap BERAKSI (BERdedikasi, AKtif, SInergis).
Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 23.11 No comments READ FULL POST

PROFIL
SEKOLAH DASAR ISLAM SABILIL FALAH
Jl. KH. Mansoer 20/6 Kebonagung Sukodono Sidoarjo, 031 8069016, 031 88010988
 
NSS                           :  -
NPSN                        :  -
Latar Belakang    : Dengan semakin bertambahnya penduduk di lingkungan Sukodono   khususnya di lingkungan Perumahan dan berbagai masukan dari masyarakat serta Alumni TK Islam Sabilil Falah, maka Yayasan Pondok Pesantren SALAFIYAH METAL membentuk Lembaga Pendidikan di  Tingkat Dasar yaitu SD Islam Sabilil Falah.
Nama Lembaga       : SD ISLAM SABILIL FALAH
VISI                            : Mulia Akhlak dan Ibadah, Cerdas Kreatif Unggulan Utama
MISI                            : Membimbing Generasi Muslim yang Cerdas dalam Berfikir, Kreatif 
                                     Dalam Belajar, Mandiri Dalam Hidup
Alamat                       : Jl KH Mansoer Rt 20 Rw 06 Ds Kebonagung Kec Sukodono Kab 
                                    Sidoarjo
Luas tanah                : 1000 m 2
Waktu Belajar           : Senin – Jum’at 
                                   : 07.00 – 14.00 ( Untuk Kelas 1 dan 2 )
                                   : 07.00 – 15.30 ( Untuk Kelas 3 – 6 )
Kurikulum                  : Dinas Pendidikan ( Kurikulum 2013 dan KTSP 2006) di tambah Muatan 
                                     Lokal dari Lembaga.
Tahun Berdiri            : 2012

Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 22.46 No comments READ FULL POST

Sabtu, 14 Juni 2014

By Citra Rosafitri / 112010300164



 

        Kantin sekolah secara luas berfungsi untuk memberikan pelayanan kebutuhan berbagai makanan serta minuman yang aman dan bergizi untuk seluruh komunitas sekolah. Juga dapat menunjang pendidikan kewirausahaan siswa sejak dini bila proses yang ada di kantin dapat menarik perhatian siswa dan menyediakan pangan jajanan dengan harga yang wajar.
Kantin sekolah juga diharapkan dapat menunjang pengetahuan tentang keamanan pangan dan gizi yang dipelajari di sekolah. Dari kantin sekolah diharapkan siswa dapat menerapkan standar kebersihan dalam menangani, menyiapkan, menyajikan pangan dalam kehidupan sehari-hari.

Keputusan Menkes no. 1429/Menkes/SK/XII/2006 menetapkan sejumlah persyaratan kesehatan lingkungan ruang bangunan kantin atau warung sekolah seperti berikut ini.
1. Tersedianya tempat cuci peralatan makanan dan minuman dengan air yang mengalir.



Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 01.47 No comments READ FULL POST

Jumat, 13 Juni 2014





Salah satu cara menjaga keamanan jajanan anak sekolah dengan prasarana atau kantin yang bersih dan higeinis. Saat anak tak sempat makan sarapan, biasanya para orangtua memberikan uang tambahan untuk ia makan jajanan di kantin sekolah.
Keputusan itu sendiri sejatinya bukanlah keputusan yang baik. Kalau memang harus memberikan uang tambahan jajanannya, para orangtua harus terlebih dulu tahu apakah kantin sekolahnya higienis atau tidak. Hal itu sebagai upaya mencegah sumber penyakit masuk ke dalam tubuh anak bila ia jajan di kantin yang tak higienis.
Dr. Soedjatmiko, MD, M.Si, Konsultan tumbuh kembang anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menjelaskan para orangtua jangan membiasakan memberi anak tambahan uang jajan karena dalih si anak tak sempat makan sarapan. Akan lebih baik, bila anak membawa bekal makanan sehat yang dibuat oleh ibunya. Apalagi, bila kantin sekolahnya tak higienis dalam mendagangkan dagangannya kepada anak.  Pasalnya, gangguan pencernaan, dan tifus bisa menjadi ancaman nyata. 
Memang, di setiap sekolah itu ada kantin yang bersih dan ada yang kotor. Tetapi, biasanya makanan dari kantin itu tidak variatif dan lebih banyak karbohidrat. Kemudian, sedikit sekali kandungan proteinnya. Padahal anak dalam tahap itu membutuhkan gizi yang lengkap dan seimbang. Terlebih, banyak juga penjaga kantin yang kurang higienis dalam makanan yang dijualnya. Misalnya, dari bahan-bahan makananya dan tempat cucian piring makan hanya pakai baskom. Harusnya untuk urusan cuci-mencuci itu harus di air yang mengalir, karena kalau hanya pakai baskom bisa menjadi sumber penyakit. Dan hal itu bisa menyebabkan, muntaber, tifus dan sakit kuning ( hepatitis).
Sementara untuk menghindari risiko itu, kata dia, para orangtua bisa mengajarkan anak untuk mencuci tangan dulu sebelum makan. Kemudian, bisa juga membawa alat makan sendiri agar kehigienisannya terjaga saat memberi jajanan di kantin.
Tanamkan mencuci tangan dulu kepada anak sebelum makan. Sebab dari hal itu, ia bisa melindunginya dari penyakit yang menyerangnya dari makanan di kantin.


Sumber : Family Health


Achmad Fandy N/ 112010300159
Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 10.27 No comments READ FULL POST

Kamis, 12 Juni 2014

by.  Brian  /  112010300135

Orang tua memiliki peranan dan pengaruh penting bagi kesehatan dan gizi anak, untuk itu perhatian mengenai keseharian kehidupan anak mulai makan dan yang lainnya harus kita tahu. Salah satunya bagaimana anak memilih jajanan ? Berikut tip mengajarkan anak memilih jajanan yang sehat :

1. Memberikan pengertian adanya jajanan yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan dengan cara dan bahasa yang bisa dimengerti, dapat diterima oleh anak. Sehingga anak akan berpikir sebelum membeli jajanan.
2. Saat anak menonton TV, sebaiknya didampingi dan beri pengertian apa yang ada diiklan belum tentu bermanfaat sehingga tidak perlu untuk dibeli.
3. Membiasakan anak sebelum ke sekolah untuk sarapan pagi, dan beri bekal berupa jajanan yang enak, bergizi serta bervariasi setiap harinya sehingga tidak membosankan.
4. Membiasakan mengajak anak untuk memasak di dapur, sehingga mengerti bahan makanan, dan cara masak yang sehat.
5. Memberitahu, dan mengajari anak untuk mengerti tempat jajanan yang sehat.
6. Memberitahu dan mengajari anak tentang jajanan yang manis dan berwarna menarik, seperti sirup, permen, es dan kue, yang bisanya mengandung bahan pengawet atau pewarna yang berbahaya bagi kesehatan.
7. Orang tua harus memberi contoh tentang jajanan yang sehat, terutama saat bersama dengan anak.
8. Membuat cara bagimana mengurangi jajan anak, dan mengajarkan untuk menabung.

Nah, sekian dulu sedikit tips kali ini. Semoga para orang tua mendapat pengetahuan baru untuk diaplikasikan.

Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 23.24 No comments READ FULL POST

Rabu, 11 Juni 2014


Rendahnya tingkat pengetahuan orangtua akan makanan sehat turut berperan pada anak mereka. Anak menjadi korban iklan makanan tak sehat. Akibatnya anak-anak di Irlandia mengira makanan kemasan sebagai makanan sehat.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh University College Dublin (UCD) dan University Queen di Belfast, anak-anak yang berusia antara 3 sampai 5 tahun mengenali dua kali lebih banyak merek yang tidak sehat sebagai merek yang sehat.

Studi ini telah menunjukkan bahwa anak-anak pra sekolah yang sering menonton televisi tahu lebih banyak tentang makanan dan minuman yang sebenarnya tidak sehat. Namun makanan ini dianggap sehat.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 170 anak-anak berusia antara 3 sampai 5 tahun yang menunjukkan logo dari sembilan merek makanan dan minuman yang sehat dan tidak sehat. Masing-masing diminta untuk menyebutkan nama makanan atau minuman, menjelaskan apa itu dan mencocokan logo untuk gambar produk yang sesuai.

Menurut Dr Mimi Tatlow, selaku peneliti dari UCD temuan ini menunjukkan bahwa pengetahuan anak terkait dengan kebiasaan menonton televisi dan kebiasaan makan orangtua mereka.

Temuan ini menunjukkan bahwa kita perlu melihat kebiasaan makan masyarakat serta pemasaran produk yang lengkap untuk semua kelompok usia, bukan hanya iklan TV saja. Sepertinya efek pemasaran dapat terjadi melalui orang tua, yang memilih makanan untuk diri sendiri, keluarga dan anak-anak mereka.

Menurut Dr Eilis Hennessy selaku salah satu penulis dari UCD dalam situs RTE News, kebiasaan makan orangtua berhubungan dengan pengetahuan anak-anak tentang makanan yang tidak sehat. Karenanya perlu idiberikan pendidikan gizi pada orangtua dan juga anak-anak pra sekolah.

Pendidikan gizi harus dilakukan dengan hal-hal yang kreatif dalam mengenalkan makanan sehat. Mereka bukan hanya tahu apa yang baik untuk mereka akan tetapi memiliki sedikit pemahaman mengenai produk makanan yang tidak sehat.

Untuk itu, dalam penelitian ini menegaskan kembali mengenai pembatasan lebih lanjut pada pemasaran dan periklanan makanan tinggi lemak, garam dan gula.

Untuk mencegah obesitas dan gizi buruk pada anak-anak, perlu mengenali peran media yang ditujukan untuk anak-anak yang mengiklankan makanan ini. Seperti internet, game online dan pesan lainnya.
(odi/lus)






Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 06.19 No comments READ FULL POST

Selasa, 10 Juni 2014


by. Kafidin / 112010300158

Tanda atau ciri pangan yang tidak aman perlu diketahui oleh guru dan disampaikan kepada peserta didik agar dapat tercegah dari keracunan pangan.
Dua bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan untuk pengawet dan pengenyal makanan yaitu formalin da
n boraks. Tanda mi basah mengandung formalin dan boraks tampak lebih mengkilap, tidak lengket, tidak mudah basi. Tanda bakso mengandung boraks tampak lebih putih dan sangat kenyal.

Dua pewarna tekstil yang sering disalahgunakan pada makanan yaitu Rhodamin B dan Methanyl Yellow. Tanda pangan mengandung pewarna tidak aman berwarna mencolok, terasa sedikit pahit dan gatal ditenggorokan setelah mencicipinya.

Minuman kemasan dan buah yang sudah rusak atau “penyok” (berubah bentuk); roti dan kue yang berjamur serta makanan dan minuman yang telah berubah warna, aroma dan rasa pertanda berisiko tidak aman.

Dampak buruk mengonsumsi pangan tidak aman tidak hanya menjadikan anak sakit, tetapi akan merepotkan guru, orangtua dan berbagai pihak, serta kerugian bagi produsen dan pemerintah.

3.1. Tanda atau Ciri Pangan Tidak Aman

Pangan yang aman adalah makanan dan minuman yang bebas kuman (mikroba patogen), bahan kimia dan bahan berbahaya yang bila dikonsumsi menimbulkan gangguan kesehatan manusia. Sebaliknya pangan yang tidak aman adalah pangan yang mengandung kuman (mikroba patogen), bahan kimia dan bahan lain berbahaya yang bila dikonsumsi menimbulkan gangguan kesehatan manusia.


Idealnya bila semua produsen pangan menerapkan perundangan dan peraturan yang berlaku tentang keamanan pangan, tentu tidak ada pangan yang tidak aman yang beredar atau diperdagangkan, dan tidak ada korban keracunan pangan. Kenyataannya, berdasarkan laporan BPOM
masih banyak terjadi kejadian keracunan pangan di Indonesia (lihat Tabel 5 halaman 46).

Saat ini semakin sulit memilih pangan yang aman karena semakin banyak produsen makanan dan minuman jajanan dari sektor informal yang ingin meraup untung banyak dengan cara curang atau karena ketidaktahuan. Selain itu jumlah produsen juga bertambah banyak sampai ke pelosok desa sementara sumberdaya untuk pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah terbatas.

Cara ideal untuk menentukan pangan yang tidak aman tentunya melalui pemeriksaan laboratorium terhadap jenis dan kandungan kuman, bahan kimia dan bahan lain yang berbahaya. Bagi industri formal yang menghasilkan produk berlabel serta memiliki ijin edar tentu dapat dikontrol pemerintah, paling tidak pada saat pendaftaran produk kepada lembaga berwenang. Produk pangan yang beredar ada yang memiliki ijin edar dan tidak memiliki ijin edar pada lembaga yang berwenang sesuai dengan jenis dan persyaratan. Produk pangan yang memiliki ijin edar (makanan yang tahan lebih dari tujuh hari seperti keripik dan kue kering) lebih mudah pengawasannya. Sedangkan makanan seperti kue basah dan gorengan yang merupakan hasil industri rumahtangga yang tidak perlu didaftar sulit untuk diawasi. Pada saat pendaftaran semua komponen produk yang dicantumkan disertai hasil pemeriksaan laboratorium oleh laboratorium yang memperoleh sertifikasi. Jadi memilih dan mengonsumsi pangan yang berlabel dan memiliki izin lembaga berwenang lebih terjamin keamanannya selagi wadahnya tidak berubah dan dalam batas sebelum kadaluarsa.

Memilih pangan yang aman memerlukan pengetahuan sederhana tentang tanda atau ciri pangan yang aman. Cara ini mengandalkan ketajaman inderawi konsumen. Meskipun cara ini tidak seteliti pemeriksaan laboratorium tetapi dapat memberikan indikasi bahwa pangan tersebut berisiko tidak aman.

Di kantin dan di sekitar sekolah seringkali banyak makanan dan minuman jajanan yang dijual bagi anak sekolah. Dari hasil pengawasan oleh BPOM dalam beberapa tahun terakhir, ada empat jenis bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam makanan, yakni formalin, boraks, pewarna Rhodamin B, dan Methanyl Yellow (pewarna tekstil). Cara sederhana mengetahui bahwa pangan jajanan basah dan kering berisiko
tidak aman karena diduga mengandung zat berbahaya tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Tanda Pangan Jajanan Berformalin
           Bakso berformalin memiliki tekstur sangat kenyal dan tidak rusak (berlendir) sampai dua hari pada suhu ruang. Mi basah berformalin biasanya lebih mengkilap, tidak lengket satu sama lain, tidak rusak (basi) sampai dua hari pada suhu ruang, dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu yang berformalin memiliki tekstur keras, kenyal tetapi tidak padat, tidak rusak sampai tiga hari dalam suhu ruang dan bisa tahan 15 hari dalam lemari es. Daging ayam dan daging ikan goreng atau nugget goreng yang berformalin juga memiliki tekstur yang kenyal dan tidak busuk sampai dua hari pada suhu ruang.

 2) Tanda Pangan Jajanan Mengandung Boraks 
         Bakso yang mengandung boraks tampak berwarna agak putih (seharusnya berwarna abu kecoklatan) dan bertekstur sangat kenyal. Bila bakso ini digigit amat kenyal seperti nyaris bola karet dan bila dipantulkan ke dinding atau lantai memantul seperti bola karet. Mi basah yang mengandung boraks tampak lebih mengkilap, tidak lengket satu sama lain, tidak gampang putus dan kenyal. Lontong dan buras yang mengandung boraks mempunyai tekstur sangat kenyal, berasa tajam dan memberikan rasa getir. Kerupuk yang mengandung boraks bertekstur renyah dan menimbulkan rasa getir.

3) Tanda Pangan Jajanan Mengandung Pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow
     Makanan dan minuman berwarna merah atau kuning yang mengandung pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow biasanya menampakkan warna yang mencolok (merah sekali atau kuning sekali), produknya tampak mengkilap, pada makanan kadang warna tidak merata (tidak homogen karena ada yang menggumpal), dan setelah mengonsumsinya terasa sedikit rasa pahit dan gatal di tenggorokan. Saos cabe atau saos tomat warnanya membekas di tangan kemungkinan pewarna yang digunakan adalah Rhodamin B.

Selain itu pangan bisa tidak aman karena tercemar oleh kuman atau mikroba yang dapat menimbulkan penyakit dan keracunan (patogen). Berikut tanda atau ciri sederhana makanan yang berisiko terpapar atau tercemar mikroba patogen.

4) Tanda Roti dan Kue Basah Tercemar Kuman Patogen
        Bila dilihat bentuknya sudah tidak utuh lagi; di bagian tertentu dari roti atau kue tampak berjamur (seperti kapas halus berwarna putih, abu-abu dll); kemasan tampak tidak utuh (robek atau rusak). Bila dicium aroma khas roti atau kue sudah berubah, bahkan muncul bau tengik atau tak sedap; bila diraba keras; dan bila dimakan terasa

pahit atau tidak enak.

5) Tanda Buah yang Tercemar Kuman Patogen
          Buah yang utuh seperti pisang, jeruk dan apel tampak ada bagian yang mulai rusak (hitam bekas memar); atau sudah ada bagian yang mulai busuk; atau berdebu pada bagian luarnya. Bila memilih buah potong, jangan membeli buah potong pada penjaja yang tidak bersih dan alat yang digunakan untuk memotong dan menyimpan buah potong juga tidak bersih. Perhatikan ketika penjaja mengambilkan buah potong bagi konsumen, bila penjaja menggunakan alat penjepit yang tidak bersih atau menggunakan sarung tangan tidak bersih sebaiknya hindari membeli buah potong tersebut. Buah potong yang sudah berubah warna, bentuk dan aroma berisiko tidak aman.

6) Tanda Minuman yang Tidak Aman

Minuman yang tercemar kuman patogen akan menimbulkan perubahan aroma dan rasa; misalnya susu dan jus terasa menjadi asam. Kemasan minuman yang sudah rusak dan bocor berisiko tidak aman. Minum susu dan jus harus segera dihabiskan, bila tidak akan dihinggapi kuman yang berisiko tidak aman atau dapat menyebabkan penyakit. Minuman yang terbuka pada suhu ruang berisiko terpapar kuman dan tidak aman.

Sumber : Buku Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar
Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 23.51 No comments READ FULL POST


by. Kafidin / 112010300158

Sumber pangan tidak aman adalah :

  1. Mikroba penyebab penyakit (patogen)
  2. Bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat (merkuri, arsenik dan timbal)
  3. Cemaran fisik, seperti paku, stapler, rambut, karet, dan lainnya
  4. Penggunaan bahan yang dilarang, seperti boraks (pijer/bleng) dan formalin serta pewarna tekstil
  5. Penggunaan  bahan  yang  aman  namun  melampaui  batas
  6. maksimum penggunaan, seperti pemanis dan pengawet
  7. Penyebab pangan tidak aman adalah :
  8. Perilaku yang tidak sesuai prinsip keamanan pangan
  9. Bahan yang tidak aman serta peralatan yang tidak bersih Lingkungan yang tidak bersih


Sumber ketidakamanan pangan dapat berasal dari berbagai cemaran, baik yang merupakan cemaran biologis, cemaran kimia, maupun cemaran fisik. Selain berbagai cemaran tersebut, pangan juga dapat menjadi tidak aman karena kondisi bahan baku, bahan tambahan, dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pangan. Sementara itu, lingkungan dan penjamah yang terlibat dalam proses pengelolaan pangan juga dapat turut berperan serta dalam menentukan kondisi keamanan pangan tersebut.

2.1 Cemaran biologis

Cemaran biologis pada umumnya disebabkan oleh rendahnya kondisi higiene dan sanitasi. Contoh cemaran biologis yang umum mencemari makanan, adalah :

a.    Salmonella pada unggas. Salmonella dapat ditularkan dari kulit telur yang kotor;

b.    E.coli O157-H7 pada sayuran mentah, daging cincang (kontaminasi dapat berasal dari kotoran hewan maupun pupuk kandang yang digunakan dalam proses penanaman sayur);
c.    Clostridium perfringens pada umbi-umbian (kontaminasi dapat berasal dari debu dan tanah);

d.    Listeria monocytogenes pada makanan beku.



Cemaran biologis ini dapat mencemari makanan pada berbagai tahapan pengelolaan makanan, mulai dari tahap pemilihan bahan pangan, penyimpanan bahan pangan, persiapan dan pemasakan bahan pangan, pengemasan makanan matang, penyimpanan makanan matang dan pendistribusiannya serta pada saat makanan dikonsumsi.

2.2.Cemaran kimia

Cemaran kimia dapat berasal dari lingkungan yang tercemar limbah industri, radiasi, dan penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan, yang ditambahkan kedalam pangan. Contoh bahan yang terkategori bahan berbahaya adalah formalin, rhodamin B, boraks, dan methanil yellow. Selain penyebab tersebut, cemaran kimia dapat juga berasal dari racun alami yang terdapat dalam bahan pangan itu sendiri, seperti :


a.    Singkong atau kentang yang berwarna kehijauan diduga mengandung sianida

b.    Ikan buntal mengandung tetradotoksin

c.    Logam berat seperti merkuri, arsenik, dan timbal dari tinta, kertas fotocopy, koran, dan limbah industri

d.    Penyalahgunaan pewarna tekstil untuk makanan

e.    Residu pestisida pada sayur dan buah

f.        Perpindahan bahan plastik kemasan ke dalam makanan



Berbagai makanan yang diduga mengandung cemaran kimia


Cemaran kimia ini dapat berasal dari bahan pangan, BTP, peralatan, lingkungan, bahan kimia, pembasmi hama dan bahan pengemas. Seperti halnya cemaran biologis, cemaran kimia dapat mencemari makanan pada saat pemilihan bahan baku, penyimpanan bahan, persiapan dan pemasakan, pengemasan, penyimpanan makanan jadi, pendistribusian serta pada saat makanan dikonsumsi.

2.3 Cemaran Fisik

Cemaran fisik dapat berupa: rambut yang berasal dari penjamah makanan yang tidak menutup kepala saat bekerja, potongan kayu,

potongan bagian tubuh serangga, pasir, batu, pecahan kaca, isi staples, dan lainnya.


Makanan yang diduga terkena cemaran fisik


Cemaran fisik ini dapat berasal dari bahan pangan, dari penjamah makanan (pakaian dan perhiasan), dan dari fasilitas yang tersedia pada saat pengolahan, seperti peralatan yang dipergunakan (alat yang terbuat dari bahan besi), hama, dan lingkungan (dapat diakibatkan dari pembangunan di sekitar pengolahan bahan pangan). Cemaran fisik ini dapat mencemari makanan pada tahapan : pemilihan, penyimpanan, persiapan, dan pemasakan bahan pangan, pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian makanan matang serta pada saat makanan dikonsumsi.

2.4 Cemaran Radiasi

Radiasi nuklir sangat berbahaya apabila langsung mengenai tubuh manusia. Di daerah yang terpapar radiasi secara langsung maka efeknya akan turut mengenai segala hal yang ada di sekitar wilayah paparan radiasi misalnya tanaman pertanian, ternak, perikanan, air, maupun yang sudah berupa produk pangan dan bahkan manusia itu sendiri. Dalam proses pengolahan pangan, radiasi sebenarnya digunakan juga yaitu pada saat pengemasan. Kegiatan dengan menggunakan teknik radiasi/iradiasi pangan sebenarnya masih diperkenankan jika dilakukan dengan prosedur yang ketat sehingga produk pangan yang dihasilkan tetap aman.

Sumber : Buku Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar 2011
Posted by Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (Kelompok 6) On 23.42 No comments READ FULL POST
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Translate

Petunjuk Waktu

Total Tayangan Halaman

  • Posts
  • Comments
  • Pageviews