by. Kafidin / 112010300158
Tanda atau ciri pangan yang tidak aman perlu diketahui
oleh guru dan disampaikan kepada peserta didik agar dapat tercegah dari
keracunan pangan.
Dua bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan
untuk pengawet dan pengenyal makanan yaitu formalin da
n boraks. Tanda mi basah
mengandung formalin dan boraks tampak lebih mengkilap, tidak lengket, tidak
mudah basi. Tanda bakso mengandung boraks tampak lebih putih dan sangat kenyal.
Dua pewarna tekstil yang sering
disalahgunakan pada makanan yaitu Rhodamin B dan Methanyl Yellow.
Tanda pangan mengandung pewarna tidak aman berwarna mencolok, terasa sedikit
pahit dan gatal ditenggorokan setelah mencicipinya.
Minuman kemasan dan buah yang sudah rusak atau “penyok”
(berubah bentuk); roti dan kue yang berjamur serta makanan dan minuman yang
telah berubah warna, aroma dan rasa pertanda berisiko tidak aman.
Dampak buruk mengonsumsi pangan tidak aman tidak hanya
menjadikan anak sakit, tetapi akan merepotkan guru, orangtua dan berbagai
pihak, serta kerugian bagi produsen dan pemerintah.
3.1. Tanda atau Ciri Pangan Tidak Aman
Pangan yang aman adalah makanan dan minuman yang bebas
kuman (mikroba patogen), bahan kimia dan bahan berbahaya yang bila dikonsumsi
menimbulkan gangguan kesehatan manusia. Sebaliknya pangan yang tidak aman
adalah pangan yang mengandung kuman (mikroba patogen), bahan kimia dan bahan
lain berbahaya yang bila dikonsumsi menimbulkan gangguan kesehatan manusia.
Idealnya bila semua produsen pangan menerapkan
perundangan dan peraturan yang berlaku tentang keamanan pangan, tentu tidak ada
pangan yang tidak aman yang beredar atau diperdagangkan, dan tidak ada korban
keracunan pangan. Kenyataannya, berdasarkan laporan BPOM
masih banyak terjadi kejadian
keracunan pangan di Indonesia (lihat Tabel 5 halaman 46).
Saat ini
semakin sulit memilih pangan yang aman karena semakin banyak produsen makanan
dan minuman jajanan dari sektor informal yang ingin meraup untung banyak dengan
cara curang atau karena ketidaktahuan. Selain itu jumlah produsen juga
bertambah banyak sampai ke pelosok desa sementara sumberdaya untuk pembinaan
dan pengawasan oleh pemerintah terbatas.
Cara ideal
untuk menentukan pangan yang tidak aman tentunya melalui pemeriksaan
laboratorium terhadap jenis dan kandungan kuman, bahan kimia dan bahan lain
yang berbahaya. Bagi industri formal yang menghasilkan produk berlabel serta
memiliki ijin edar tentu dapat dikontrol pemerintah, paling tidak pada saat
pendaftaran produk kepada lembaga berwenang. Produk pangan yang beredar ada
yang memiliki ijin edar dan tidak memiliki ijin edar pada lembaga yang
berwenang sesuai dengan jenis dan persyaratan. Produk pangan yang memiliki ijin
edar (makanan yang tahan lebih dari tujuh hari seperti keripik dan kue kering)
lebih mudah pengawasannya. Sedangkan makanan seperti kue basah dan gorengan
yang merupakan hasil industri rumahtangga yang tidak perlu didaftar sulit untuk
diawasi. Pada saat pendaftaran semua komponen produk yang dicantumkan disertai
hasil pemeriksaan laboratorium oleh laboratorium yang memperoleh sertifikasi.
Jadi memilih dan mengonsumsi pangan yang berlabel dan memiliki izin lembaga
berwenang lebih terjamin keamanannya selagi wadahnya tidak berubah dan dalam
batas sebelum kadaluarsa.
Memilih
pangan yang aman memerlukan pengetahuan sederhana tentang tanda atau ciri
pangan yang aman. Cara ini mengandalkan ketajaman inderawi konsumen. Meskipun
cara ini tidak seteliti pemeriksaan laboratorium tetapi dapat memberikan indikasi
bahwa pangan tersebut berisiko tidak aman.
Di kantin
dan di sekitar sekolah seringkali banyak makanan dan minuman jajanan yang
dijual bagi anak sekolah. Dari hasil pengawasan oleh BPOM dalam beberapa tahun
terakhir, ada empat jenis bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam
makanan, yakni formalin, boraks, pewarna Rhodamin B, dan Methanyl Yellow
(pewarna tekstil). Cara sederhana mengetahui bahwa pangan jajanan basah
dan kering berisiko
tidak aman karena diduga mengandung
zat berbahaya tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Tanda Pangan Jajanan Berformalin
Bakso berformalin memiliki tekstur sangat
kenyal dan tidak rusak (berlendir) sampai dua hari pada suhu ruang. Mi basah
berformalin biasanya lebih mengkilap, tidak lengket satu sama lain, tidak rusak
(basi) sampai dua hari pada suhu ruang, dan bertahan lebih dari 15 hari pada
suhu lemari es. Tahu yang berformalin memiliki tekstur keras, kenyal tetapi
tidak padat, tidak rusak sampai tiga hari dalam suhu ruang dan bisa tahan 15
hari dalam lemari es. Daging ayam dan daging ikan goreng atau nugget goreng
yang berformalin juga memiliki tekstur yang kenyal dan tidak busuk sampai dua
hari pada suhu ruang.
2) Tanda Pangan Jajanan Mengandung Boraks
Bakso yang
mengandung boraks tampak berwarna agak putih (seharusnya
berwarna abu kecoklatan) dan bertekstur sangat kenyal. Bila bakso ini digigit
amat kenyal seperti nyaris bola karet dan bila dipantulkan ke dinding atau
lantai memantul seperti bola karet. Mi basah yang mengandung boraks tampak
lebih mengkilap, tidak lengket satu sama lain, tidak gampang putus dan kenyal.
Lontong dan buras yang mengandung boraks mempunyai tekstur sangat kenyal,
berasa tajam dan memberikan rasa getir. Kerupuk yang mengandung boraks
bertekstur renyah dan menimbulkan rasa getir.
3) Tanda Pangan Jajanan Mengandung
Pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow
Makanan dan
minuman berwarna merah atau kuning yang mengandung pewarna Rhodamin B dan Methanyl Yellow biasanya
menampakkan warna yang mencolok (merah sekali atau kuning sekali),
produknya tampak mengkilap, pada makanan kadang warna tidak merata (tidak
homogen karena ada yang menggumpal), dan setelah mengonsumsinya terasa sedikit
rasa pahit dan gatal di tenggorokan. Saos cabe atau saos tomat warnanya
membekas di tangan kemungkinan pewarna yang digunakan adalah Rhodamin B.
Selain itu
pangan bisa tidak aman karena tercemar oleh kuman atau mikroba yang dapat
menimbulkan penyakit dan keracunan (patogen). Berikut tanda atau ciri sederhana
makanan yang berisiko terpapar atau tercemar mikroba patogen.
4) Tanda
Roti dan Kue Basah Tercemar Kuman Patogen
Bila dilihat bentuknya sudah tidak
utuh lagi; di bagian tertentu dari roti atau kue tampak berjamur (seperti kapas
halus berwarna putih, abu-abu dll); kemasan tampak tidak utuh (robek atau
rusak). Bila dicium aroma khas roti atau kue sudah berubah, bahkan muncul bau
tengik atau tak sedap; bila diraba keras; dan bila dimakan terasa
pahit atau tidak enak.
5) Tanda Buah yang Tercemar Kuman
Patogen
Buah yang utuh seperti pisang, jeruk dan apel tampak ada
bagian yang mulai rusak (hitam bekas memar); atau sudah ada bagian yang mulai
busuk; atau berdebu pada bagian luarnya. Bila memilih buah potong, jangan
membeli buah potong pada penjaja yang tidak bersih dan alat yang digunakan
untuk memotong dan menyimpan buah potong juga tidak bersih. Perhatikan ketika
penjaja mengambilkan buah potong bagi konsumen, bila penjaja menggunakan alat
penjepit yang tidak bersih atau menggunakan sarung tangan tidak bersih sebaiknya
hindari membeli buah potong tersebut. Buah potong yang sudah berubah warna,
bentuk dan aroma berisiko tidak aman.
6) Tanda Minuman yang Tidak Aman
Minuman yang tercemar kuman patogen akan menimbulkan
perubahan aroma dan rasa; misalnya susu dan jus terasa menjadi asam. Kemasan
minuman yang sudah rusak dan bocor berisiko tidak aman. Minum susu dan jus
harus segera dihabiskan, bila tidak akan dihinggapi kuman yang berisiko tidak
aman atau dapat menyebabkan penyakit. Minuman yang terbuka pada suhu ruang
berisiko terpapar kuman dan tidak aman.
Sumber : Buku Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar